David Beckham Tak Pernah Kunjungi Papua
Sudah sering kita
melihat atau membaca berita yang tidak benar (Hoax). Kali ini pihak separatis di Papua melakukannya kembali
dengan sengaja melakukan pengeditan gambar David Beckham yang diklaim sedang berkunjung
ke Papua secara diam-diam dan memberikan bantuan kemanusiaan setelah mendengar tragedi kematian anak di Nduga
pada tahun 2015.
Pada
kenyataannya, tidak pernah ada kunjungan David Beckham ke Papua, apalagi secara
diam-diam seperti yang diberitakan salah satu blog pribadi yang dinamakan
Potret Anak Melanesia. http://potretanakmelanesia.blogspot.co.id/2016/02/diam-diam-david-beckham-ke-wamena-papua.html
Bukannya
mendukung pemerintah dalam pembangunan kesejahteraan di Papua, blog tersebut
malah memutar balikkan fakta, menyebarkan informasi/isu-isu yang sebenarnya tidak pernah terjadi. Selalu membuat
kebohongan Publik, dan dengan sengaja menuliskan bahwa “anak-anak di Papua mengalami gizi buruk” sementara pada kenyataannya
tidak benar, yang terjadi
adalah bahwa anak-anak Papua yang meninggal disebabkan oleh penyakit.
Terlihat jelas
pada foto tersebut ada perbedaan yang sangat mencolok. Pertama, tulisan “free west Papua” yang terdapat pada kaos yang
dikenakan David Beckham merupakan editan saja. Kedua, rumah adat di Papua tidak
ada yang terbuat dari anyaman bambu seperti pada gambar, itu adalah rumah adat
Papua New Guinea (PNG), sedangkan rumah adat Papua adalah Honai.
Adapun kedatangan
David Beckham di PNG tersebut untuk membuat sebuah film dokumenter BBC yang disebut For the Love of the Game. Disepanjang perjalanannya itulah dia sempatkan untuk mengunjungi
sebuah desa yang merupakan program dari UNICEF
dan bertemu dengan
beberapa anak-anak PNG dan didukung oleh Unicef serta David 7 Fund.
Di Papua Nugini, David bertemu anak-anak yang menderita kekurangan gizi,
yang merupakan masalah besar di negara ini. Ini penyebab utama kematian pada
anak balita, dengan hampir setengah tidak mendapatkan makanan bergizi yang
mereka butuhkan untuk tumbuh sehat dan kuat. Penyebab lainnya adalah kemiskinan, pola makan kurang
nutrisi yang benar, dan kurangnya pengetahuan tentang praktik pemberian makan yang
baik dan gizi anak. https://blogs.unicef.org.uk/2015/12/29/keeping-children-safe-from-malnutrition-in-papua-new-guinea/
Kita harus bersyukur
karena hidup di Indonesia tidak mengalami kemiskinan, keterbelakangan
pendidikan tentang kesehatan dan wabah gizi buruk seperti PNG. Karena Indonesia
adalah salah satu negara yang sangat memperhatikan kesehatan dan kesejahteraan
masyarakatnya secara merata.
0 komentar: