Isu Pembahasan Papua Barat oleh ULMWP Kedalam Dalam Sidang MSG
Jayapura
– Pertemuan yang berlansung antara Menteri Luar Negeri (Menlu) Indonesia
ke Papua Nugini (PNG), Kepulauan Solomon dan Fiji merupakan bagian agenda
kunjungan bilateral Indonesia ke negara-negara anggota Melanesia Spearhead
Group (MSG) yang selama ini telah terjalin dengan baik.
Namun sebagian pihak menganggap
pertemuan tersebut membahas tentang isu Papua Barat namun pada kenyataannya Menlu Retno ingin membantu pengembangan
kapasitas MSG melalui bantuan dana senilai 20 juta dolar. Sebagai perbaikan
pembagunan guna mendorong kemajuan di Negara-Negara MSG. guna menampik tudingan
tentang Isu mengenai Papua Barat, Menlu Retno menegaskan kembali komitmen
Indonesia untuk membantu pengembangan kapasitas MSG melalui bantuan dana
senilai 20 juta dolar.
Menteri PNG, Peter O’Neill
menegaskan bahwa terkait isu Papua Barat tidak ada dalam isu pembahasan,
mengapa demikian perjanjian
referendum ditahun 1969 melalui (Pepera) yang telah ditandatangani oleh rakyat
Papua Barat untuk bergabung dengan Indonesia adalah terbukti sah sesuai dengan perjanjian
New York, Indonesia sebelum akhir tahun 1969 yang disaksikan PBB.
Menlu
Indonesia, Retno Marsudi, setelah kembali ke Jakarta dalam pernyataannya kepada
media massa di Jakarta, juga tidak menyebutkan isu Papua Barat dibicarakan
dalam agenda kunjungannya di PNG, Kepulauan Solomon dan Fiji.
Namun
Menlu Kepulauan Solomon, Milner Tozaka, mengatakan ia membicarakan isu Papua
Barat dalam pertemuannya dengan Menlu Indonesia di Honiara akhir Februari lalu.
Sebab negara-negara MSG punya kesepakatan untuk mengangkat isu Papua Barat
dalam setiap pertemuan bilateral mereka.“Kami mendukung hak penentuan nasib
sendiri untuk rakyat Papua. Tapi kami harus melihat lebih lanjut pada perjanjian
referendum tahun 1969 (Pepera) yang telah ditandatangani oleh rakyat Papua
Barat untuk bergabung dengan Indonesia,” kata Tozaka, saat Jumpa Pers disalah
satu stasiun TV Lokal di Solomon, Senin (09/03/2015).
Pernyataan
Tozoka ini setidaknya menegaskan bahwa persoalan Papua Barat telah selesai
tahun 1969 melalui Pepera masuk kedalam Pemerintah Indonesia. Selain itu meyakinkan
kembali negara-negara anggota MSG untuk tidak akan mendukung Mengenai aplikasi
Liberation Movement for West Papua (ULMWP) utuk mencari dukungan terhadap
negara-negara MSG, Tozoka mengatakan aplikasi lakyak untuk dibahas kedalam MSG
nanti.
ULMWP
hanya dianggap sebagai duri yang dianggap
akan memperkeruh hubungan timbal balik yang selama ini telah terjalain dengan
baik antara MSG dengan Pemerintah Indonesia. PNG lebih meyakinkan kembali mengenai pernyataan
usai pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Indonesia. PNG yang berbagi
perbatasan dengan Indonesia, kembali menegaskan pengakuan jika Papua berada dalam
wilayah Kedaulatan Indonesia sepenuhnya.
0 komentar: