Siapakah Andy Ayamiseba “Pelobi Ulung WPNCL” ?


Andy (paling kiri) - Foto Majalah Selangkah


Jayapura (18/2) – Mendengar nama Andy Ayamiseba, pikiran kita tentu langsung berusaha memutar balik kembali tentang nostalgia grup musik Papua yang bernama Black Brothers. Grup band ini terkenal sekali di era 70-an dengan lagunya “Mutiara Hitam” dan “Kisah Seorang Pramuria”, bahkan beberapa lagu dari mereka masih populer di kalangan kaula muda jaman sekarang.


Dibalik nama besar Black Brothers yang konon mempunyai rating tinggi di belantika musik Indonesia era 70-an ini ada seorang seniman sekaligus Pilot grub band ini. Andy Ayamiseba, seorang menejer sekaligus pelopor terbentuknya grup band Black Brothers yang sebelumnya bernama Iriantos patut diacungi jempol. Andy bersama dengan rekannya yang berbakat profesional yaitu : Agus Rumaropen (vokal), Sandhy Betay (vokal), Marthy Messet (lead vocal), Hengky Merantoni (lead guitar), Benny Betay (bass), Jochie Phiu (keyboard), Amry Tess (trompet), Stevie MR (drums), dan David (saxophone).

Andy Mayamiseba lahir di kota Biak pada 21 April 1947, Ayah andy bernama Dirk Ayamiseba (Asli Papua) dan Ibunya bernama Dolfina Tan Ayomi (Keturunan Tionghoa). Ayahnya pernah menjadi Gubernur pertama di Papua dan ketua DPRD pertama.

Sungguh sangatlah disayangkan, Andy memiliki ideologi berbeda 180 derajat dengan Ayahnya yang berjiwa nasionalis Pancasila. Hati, pikiran serta perasaan andi sudah terkontaminasi karena tersusupi oleh kelompok separatis yang menamakan diri mereka OPM (Organisasi Papua Merdeka). Saat  itu dimulai pada tahun 1978, dimana grub band yang di menejeri olehnya melakukan show di kota Jayapura usai dari sana grub band tersebut melakukan show di PNG (Papua New Guinea). Setelah show dari PNG sekitar tahun 1980-an entah mengapa dengan alasan yang tidak jelas mereka meminta suaka (perlindungan) kepada negara Belanda (sumber : tabloid jubi).

Dilanjutkan dengan tahun 1983 grub band ini berpindah ke Vanuatu atas undangan Presiden Vanuatu yang saat itu dipimpin oleh Walter Lini dan Barak Sope. Menurut cerita yang beredar grup band Black Brothers mempunya peran dalam hal dukungan mendirikan negara-negara Pasifik selatan melalui seni musik (media kampanye Walter).

Pada tahun 1988 masyarakat vanuatu melakukan mosi tidak percaya kepada Walter Lini sehingga kejadian ini juga berdampak kepada Andy yang saat itu dekat sekali dengan Walter. Setelah apa yang dilakukan Andy, grup music ini pun tercerai berai, para personilnya ada yang tinggal dan menetap di vanuatu dan ada sebagian yang tinggal di Australia serta beberapa diantaranya sudah meninggal di negara orang sedangkan Andy sendiri dideportasi (pengasingan) dari negara Vanuatu.

Andy dengan ambisius politiknya tetap kembali ke Vanuatu pada tahun 1990 setelah namanya dihapus dari daftar imigran terlarang di negara itu. Mengapa bisa?, karena Andy melakukan perjalanannya dengan dokumen yang di sediakan oleh Pemerintah Australia. Misi Andy kali ini sudah tidak berurusan dengan musik lagi, Melainkan sudah bermuatan agenda politik. Agenda tersebut yaitu : Membujuk Pemerintah Vanuatu untuk mendukung kemerdekaan Papua.

Andy yang saat itu mengisi hari-harinya dengan bisnis perdagangan eksport-import terus menjalin hubungan dengan organisasi-organisasi pendukung Papua merdeka di Vanuatu.

Karena kasus pelanggaran yang dilakukan oleh kegiatan bisnis dagang Andy di Vanuatu, dia dideportasi lagi ke Kepulauan Solomon oleh Pemerintah Vanuatu pada 9 Februari 2009. Namun pihak imigrasi Solomon menolak pendeportasian Andy, pihak imigrasi Solomon malah mengarahkan deportasi Andy ke Australia. Tak beda dengan Pemerintah Solomon, Pemerintah Australiapun juga menolak dan mereka mengirim Andy kembali ke Vanuatu tanggal 10 Februari 2006 (sumber : PACLII).

Pada tanggal 14 Mei 2012, Andy di tangkap karena kembali membuat onar di negara Vanuatu dengan melakukan protes kepada Pemerintahan Vanuatu tanpa ijin yang sah. Isi dari protes Andy ini adalah penolakan terhadap kedatangan pesawat militer Vanuatu yang membawa 100 unit komputer sebagai bagian dari perjanjian kerja sama yang ditandatangani Pemerintah Indonesia dan Vanuatu. Andy menilai bahwa dukungan ini merupakan pengabaian dukungan Pemerintah Vanuatu terhadap penentuan nasib sendiri bagi Papua (sumber : Radio New Zealand International).

Saat ini Andy sendiri sudah tidak membawa nama besar Black Brothers melainkan mengusung nama baru yaitu WPNCL (West Papua National Coalition For Liberation). Mengingat MSG (Melanesia Spearhead Group) merupakan forum perdagangan dan perekonomian negara-negara melanesia maka timbullah pertanyaan, apakah Andy memanfaatkan WPNCL yang statusnya Invalid di mata dunia dan di mata tokoh OPM sendiri untuk memuluskan bisnis dagangnya?. Hanya Andy Ayamiseba lah yang tahu misi dan tujuannya. (AG)

0 komentar: