IMPARSIAL : OPM TEMBAK APARAT & WARGA SIPIL BUKAN KASUS KRIMINAL
Poengki Indarti. (Foto : acehtraffic.com) |
Sudah tak terhitung
aksi penembakan kelompok OPM (Organisasi Papua Merdeka) khususnya di
wilayah Puncak Jaya. Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak
Kekerasan (KontraS) menyebutkan ada 361 kasus penembakkan terjadi di
Papua selama kurun waktu 2011-2013. Kasus penembakan terakhir baru saja
terjadi Sabtu (21/9/2013) yang menewaskan seorang sopir bernama Ali.
Sebelumnya, (31/7/2013) seorang relawan Palang Merah Indonesia Heri
Yoman juga tewas tertembak di wilayah yang sama.
Terkait insiden
penembakan terakhir yang menewaskan sopir bernama Ali, Direktur
Eksekutif Imparsial Poengki Indarti melalui pesan elektroniknya dari
Jenewa, Rabu 25 September 2013 (sebagaimana dirilis media lokal Bintang
Papua) menjelaskan, jika benar pelakunya adalah kelompok OPM pimpinan
Goliath Tabuni, maka kasus itu adalah kasus politik bukan kriminal. Karena itu Poengki menyarankan agar Pemerintah segera memulai dialog damai dengan kelompok-kelompok OPM di Papua. http://bintangpapua.com/index.php/lain-lain/k2-information/halaman-utama/item/8909-%E2%80%9Cjika-goliath-tabuni-berarti-politik%E2%80%9D
Agak sulit bagi saya
menerima pernyataan aktivis HAM itu. Jika membunuh bukan kasus kriminal,
berarti hukum tidak bisa ditegakan bagi kelompok OPM hanya karena
mereka mengusung aspirasi Papua merdeka (motif politik). Kita tinggal
menunggu saja jatuhnya korban-korban tak bersalah demi aspirasi Papua
merdeka.
Opini-opini seperti
inilah yang justru akan membuat Papua semakin bergolak. Poengki mungkin
bisa tidur nyenyak di hotel berbintang di Jenewa dengan biaya dari
lembaga donor, tetapi kami orang Papua yang tinggal di pegunungan yang
harus cari makan dengan meramu hasil hutan, setiap saat nyawa kami bisa
melayang diterjang timah panah dari kelompok OPM. Tega sekali Anda ini.
Cobalah, mari kita
bertukar tempat. Saya tinggal di hotel dan Ibu Poengki ikut keluarga
saya ke hutan untuk meramu. Tiba-tiba salah seorang anggota keluarga
saya tertembak di depan mata ibu oleh kelompok OPM. Apakah ibu akan
mendatangi pelakunya dan berkata : “hey pace, kamu bukan kriminal,
tetapi pejuang sejati!” Saya sangat yakin, reaksi spontan Ibu Poengki
akan sama dengan kami-kami selama ini. Lari ketakutan
sekencang-kencangnya untuk mencari perlindungan kepada petugas TNI di
pos terdekat. Berani coba?
Ibu hanya bisa tenang dan aman kalau mereka tahu Ibu bagian dari kelompok mereka….
Oleh : Viktor Krenak
0 komentar: