Potensi Separatis OPM Di Papua Lebih Mengkhawatirkan Dibandingkan Terorisme
Jayapura
– Potensi gangguan Sparatis lebih menghawatikan di bandingkan dengan terorisme
yang menjadi tranding topik baru baru ini baik di media cetak maupun
elektronik.
Ketua
Komisi I DPR RI, Mahfuz Sidiq mengingatkan, kelompok separatisme di Indonesia
lebih berbahaya ketimbang kelompok terorisme. Karena itu, Kepolisian dan TNI
semestinya lebih fokus ke penindakan kelompok yang mengancam kesatuan NKRI itu.
Politikus
dari PKS itu mengatakan, isu soal keberadaan terorisme di Indonesia adalah
buatan. Jika pun ada, keberadaannya tak akan pernah bisa besar. Sebab, pola
rekrutmen kelompok terorisme di Indonesia pendekatannya adalah idiologi.
"Terorisme
di Indonesia ini, tak akan bisa berkembang. Gerakannya pun tidak masif dan
tidak mengancam NKRI. Berbeda dengan separatisme yang dapat tumbuh dan
berkembang apabila tidak di hentikan mengingat ".
Sedangkan
Separatisme berpotensi mengancam NKRI. Sebab, isu utama kelompok ini adalah
penguasaan sumber daya alam dan ekonomi di wilayah Indonesia yang tak imbang.
Seperti
halnya wilayah Papua secaranyata memberikan realitas yang jelas bahwa masih
adanya mental pemerintahan lokal, yang merasa bukan bagian dari NKRI. bagi
pejabat pemerintah di Papua, selalu ada dikotomi terminologi antara
Pemerintahan Papua dan Pemerintahan Indonesia.
"Dua
istilah itu selalu digunakan pejabat-pejabat dan masyarakat. Mereka selalu
mengatakan, Pemerintahan Kami (Papua) dan Pemerintahan Indonesia. memberikan jurang
diantara dua pemisahan pada ungkapan pemerintahan yang sama punya potensi
menimbulkan reaksi politik berbeda.
Pemerintah
luput dari pantauan dan pengawasan yang mereka lakukan selama ini dengan
langgengnya kampanye Melanisia Spearhead Grou (MSG). Kelompok internasional
tersebut memasukkan isu Papua dalam bersatunya negara-negara yang memiliki ras
melanisia dan kemudian muncul NGO dan konflik perusahaan-perusahaan luar negeri.
Provinsi Papua yang masyarakat Melanisia terbesar di dunia punya sumber daya
alam yang melimpah. Namun, dikuasai Amerika Serikat (AS).
Untuk
diketahui, kelompok MSG adalah Papua Nugini, Vanuatu, Kepulauan Fiji, dan
nega-ranegara kecil di Pasifik.
0 komentar: