Memperingati 1 Desember OPM Tembak Pendeta di Mamberamo
Situasi 1 Desember di Papua Isu pengibaran bendera bintang kejora, kembali mencuat jelang tanggal 1 Desember. Masyarakat Kabupaten Mamberamo Raya, kini tengah diresahkan dengan kejadian penembakan disertai dengan penyanderaan terhadap dua orang anggota TNI, saat melakukan patroli di wilayah Membramo Papua dan isu pengibaran bendera Bintang Kejora (BK).
Kejadian ini sengaja disebarluaskan mengingat 1 Desember
ini menurut kelompok berseberangan merupakan hari lahirnya Organisasi Papua
Merdeka (OPM) yang ke 54. Hal ini karen adanya pengaruh yang kuat sejak negara
Belanda hengkang dari wilayah Papua pada tahun 1961. Organisasi ini juga
dilengkapi dengan lagu kebangsaan berjudul Hai Tanah Ku Papua dengan simbol
Burung Mambruk. Inilah bentuk kelompok separatis di Papua sebagai wujud eksistensi
keberadaan kelompok tersebut.
Mengenai penyanderaan terhadap seorang perwira di wilayah
Mambramo, Kepala Pusat Penerangan TNI
Mayjen TNI Tatang Sulaiman mengakui telah mendapat informasi soal dugaan
penghadangan dan penyanderaan dua anggota TNI AD di wilayah Membramo oleh
sekelompok orang bersenjata yang diduga anggota Organisasi Papua Merdeka (OPM).
Baca selengkapnya :
http://daerah.sindonews.com/read/1065737/174/kapuspen-tni-akui-dapat-info-soal-penyanderaan-perwiranya-di-papua-1448899374.
Dalang pelaku penembakan dan penyanderaan diduga
merupakan kelompok berseberangan di
Kampung Nawica pimpinan Kosmas Makabobri, yang setiap saat aksinya tak segan-segan melukai dan
menghabisi sasaran baik warga sipil maupun aparat keamanan. Wilayah
Mamberamo hingga kini daerah (Mamra) merupakan basis persembunyian kelompok Kosmas Makabobri sehingga masih merupakan daerah rawan yang patut di
waspadai disekitar Mamberamo.
Sedangkan menurut Kapolres Mamberamo AKBP. Terry Levi menyebut bahwa informasi
yang diperoleh jumlah senjata milik kelompok yang beroperasi di Mamberamo
Tengah diprediksi hanya memiliki 1 pucuk senjata. Dari Jumlah persenjataan yang masih berada di tangan kelompok berseberangan ini.
“Informasinya begitu, tapi kami tidak tahu apa mereka punya rakitan. Mereka
memang berencana mau latihan namun dari gereja dan adat sudah melarang tidak
boleh melakukan tindakan tersebut. Saya sebagai Kapolres tapi juga sebagai
Ketua LMA, saya larang keras dan bila ada akan berhadapan dengan kami sebab di
sini mau Pilkada dan masyarakat kami ajar tetap dalam koridor membangun negara.
Jadi kalau ada gerakan tambahan akan kami tumpas. “Ucap Terry
Namun kelompok sparatis tersebut tidak mengindahkan larangan yang
disampaikan ketua LMA, pihak gereja dan dewan adat untuk menghentikan tindakan
kriminal yang mereka telah susun dan rencanakan. Untuk melakukan teror terhadap
pihak TNI yang telah diketahui kedatangannya untuk melaksanakan tugas memberikan
ceramah kerohanian disalah satu gereja di Mamberamo, dalam perjalanannya
seorang pendeta yang berpangkat Pamen dan dua anggotanya tiba-tiba dihadang oleh
sekelompok gerakan Separatis bersenjata sehingga mengakibatkan korban jiwa yang
dialami Mayor Inf John De Fretes, S.TH dan kedua anggotanya berhasil meloloskan
diri.
Perlu diketahui bahwa almarhum John De Fretes, S.TH merupakan anggota TNI
yang juga berprofesi sebagai pendeta dan biasa memberikan ceramah kerohanian
dibeberapa tempat khususnya di daerah – daerah pedalaman Papua. Alangkah
berdukanya Kodam XVII/Cenderawasih dan masyarakat Papua karena berkat jasa-jasa
beliau selama menjadi TNI dan khususnya Pendeta telah banyak menjadikan
perubahan masyarakat Papua kearah yang lebih baik khususnya tingkat
kerohaniannya.
Tentunya tindakan kelompok Separatis bersenjata ini merupakan tindakan yang
tidak manusiawi dan merupakan pelanggaran HAM yang telah melanggar batas
koridor hukum yang sudah semestinya dilakukan hukuman mati terhadap pelaku
penembakan tersebut.
Saat ini aparat gabungan yang dipimpin oleh kasdam XVII/Cenderawasih
Brigjen TNI Herman Asaribab dengan melibatkan personel TNI yang diperkuat oleh
aparat kepolisian setempat melakukan penyisiran dan pengejaran terhadap pelaku
penembakan oleh OTK yang diduga merupakan kelompok pimpinan Kosmos
Makabobri.
Korban saat ini dalam penanganan dirumah sakit dan akan diterbangkan menuju
Jayapura yang selanjutnya akan diserahkan kepada pihak keluarga.
Masyarakat Papua sangat mengecam keras aksi Kelompok Separatis Bersenjata
tersebut yang ingin membuat situasi Papua tidak aman dan pembangunan untuk
mensejahterakan masyarakat menjadi terhambat. Mayor Inf John de Fretes, S.TH
adalah Perwira Penghubung di wilayah Memberamo dan merupakan seorang pendeta
yang sering memimpin pelaksanaan ibadah umat Nasrani baik di lingkungan TNI
maupun di masyarakat.
Situasi 1 Desember di
Papua Isu pengibaran bendera bintang kejora, kembali mencuat jelang
tanggal 1 Desember. Masyarakat Kabupaten Mamberamo Raya, kini tengah
diresahkan dengan kejadian penembakan disertai dengan penyanderaan
terhadap dua orang anggota TNI, saat melakukan patroli di wilayah
Membramo Papua dan isu pengibaran bendera Bintang Kejora (BK).
Kejadian ini sengaja disebarluaskan mengingat 1 Desember ini menurut
kelompok berseberangan merupakan hari lahirnya Organisasi Papua Merdeka
(OPM) yang ke 54. Hal ini karena adanya pengaruh yang kuat sejak negara
Belanda hengkang dari wilayah Papua pada tahun 1961. Organisasi ini juga
dilengkapi dengan lagu kebangsaan berjudul Hai Tanah Ku Papua dengan
simbol Burung Mambruk. Inilah bentuk kelompok separatis di Papua sebagai
wujud eksistensi keberadaan kelompok tersebut.
Mengenai penyanderaan terhadap seorang perwira di wilayah Mambramo,
Kepala Pusat Penerangan TNI Mayjen TNI Tatang Sulaiman mengakui telah
mendapat informasi soal dugaan penghadangan dan penyanderaan dua anggota
TNI AD di wilayah Membramo oleh sekelompok orang bersenjata yang diduga
anggota Organisasi Papua Merdeka (OPM).
Baca selengkapnya :
http://daerah.sindonews.com/read/1065737/174/kapuspen-tni-akui-dapat-info-soal-penyanderaan-perwiranya-di-papua-1448899374.
Dalang
pelaku penembakan dan penyanderaan diduga merupakan kelompok
berseberangan di Kampung Nawica pimpinan Cosmas Makabobri, yang setiap
saat aksinya tak segan-segan melukai dan menghabisi sasaran baik warga
sipil maupun aparat keamanan. Wilayah Mamberamo hingga kini daerah
(Mamra) merupakan basis persembunyian kelompok Cosmas Makabobri sehingga
masih merupakan daerah rawan yang patut di waspadai disekitar
Mamberamo.
Sedangkan menurut Kapolres Mamberamo AKBP. Terry Levi menyebut bahwa
informasi yang diperoleh jumlah senjata milik kelompok yang beroperasi
di Mamberamo Tengah diprediksi hanya memiliki 1 pucuk senjata. Dari
Jumlah persenjataan yang masih berada di tangan kelompok berseberangan
ini.
“Informasinya begitu, tapi kami tidak tahu apa mereka punya rakitan.
Mereka memang berencana mau latihan namun dari gereja dan adat sudah
melarang tidak boleh melakukan tindakan tersebut. Saya sebagai Kapolres
tapi juga sebagai Ketua LMA, saya larang keras dan bila ada akan
berhadapan dengan kami sebab di sini mau Pilkada dan masyarakat kami
ajar tetap dalam koridor membangun negara. Jadi kalau ada gerakan
tambahan akan kami tumpas. “Ucap Terry
Namun kelompok separatis tersebut tidak mengindahkan larangan yang
disampaikan ketua LMA, pihak gereja dan dewan adat untuk menghentikan
tindakan kriminal yang mereka telah susun dan rencanakan. Untuk
melakukan teror terhadap pihak TNI yang telah diketahui kedatangannya
untuk melaksanakan tugas memberikan ceramah kerohanian disalah satu
gereja di Mamberamo, dalam perjalanannya seorang pendeta yang berpangkat
Pamen dan dua anggotanya tiba-tiba dihadang oleh sekelompok gerakan
Separatis bersenjata sehingga mengakibatkan korban jiwa yang dialami
Mayor Inf John De Fretes, S.TH dan kedua anggotanya berhasil meloloskan
diri.
Perlu diketahui bahwa almarhum John De Fretes, S.TH merupakan anggota
TNI yang juga berprofesi sebagai pendeta dan biasa memberikan ceramah
kerohanian dibeberapa tempat khususnya di daerah – daerah pedalaman
Papua. Alangkah berdukanya Kodam XVII/Cenderawasih dan masyarakat Papua
karena berkat jasa-jasa beliau selama menjadi TNI dan khususnya Pendeta
telah banyak menjadikan perubahan masyarakat Papua kearah yang lebih
baik khususnya tingkat kerohaniannya. Tentunya tindakan kelompok
Separatis bersenjata ini merupakan tindakan yang tidak manusiawi dan
merupakan pelanggaran HAM yang telah melanggar batas koridor hukum yang
sudah semestinya dilakukan hukuman mati terhadap pelaku penembakan
tersebut.
Saat ini aparat gabungan yang dipimpin oleh kasdam XVII/Cenderawasih
Brigjen TNI Herman Asaribab dengan melibatkan personel TNI yang
diperkuat oleh aparat kepolisian setempat melakukan penyisiran dan
pengejaran terhadap pelaku penembakan oleh OTK yang diduga merupakan
kelompok pimpinan Cosmos Makabobri.
Korban saat ini dalam penanganan dirumah sakit dan akan diterbangkan
menuju Jayapura yang selanjutnya akan diserahkan kepada pihak keluarga.
Masyarakat Papua sangat mengecam keras aksi Kelompok Separatis
Bersenjata tersebut yang ingin membuat situasi Papua tidak aman dan
pembangunan untuk mensejahterakan masyarakat menjadi terhambat. Mayor
Inf John de Fretes, S.TH adalah Perwira Penghubung di wilayah Memberamo
dan merupakan seorang pendeta yang sering memimpin pelaksanaan ibadah
umat Nasrani baik di lingkungan TNI maupun di masyarakat.
Albert Giay
/albertgiay
nama : albergiay
jurnalis asal Papua
sebagai mata kebenaran diatas tanah papua
Selengkapnya...
Memuat...
0
0
Memuat...
KOMPASIANA ADALAH MEDIA WARGA, SETIAP KONTEN DIBUAT OLEH DAN MENJADI
TANGGUNGJAWAB PENULIS.
LABEL papua nkri jayapura opm west knpb komnasham kontras regional
EDIT HAPUS
NILAI : 0
Beri Nilai
Headline
1
Selamat Tinggal Teknologi Informasi, Selamat Datang Teknologi Data
Hilman Fajrian
01 Desember 2015
2
Tak Ada Pilihan, Kontrak Freeport Harus Diperpanjang!
Doni Bastian
01 Desember 2015
3
Jangan Cabut Subsidi Listrik!
Yon Bayu
01 Desember 2015
4
9 Fakta Unik dan Menarik Pak Beye dan Pak Jokowi
Susy Haryawan
01 Desember 2015
5
Risau, Banyak Warga Menjual Tanah Pantai ke Orang Luar Pacitan
Nanang Diyanto
01 Desember 2015
Nilai Tertinggi
9 Fakta Unik dan Menarik Pak Beye dan Pak Jokowi
Susy Haryawan
01 Desember
Ngarang di Kompasiana: Nah Lho!
MJK Riau
01 Desember
Terima-kasih Kompasiana Hadiah Sudah Diterima
Thamrin Dahlan
01 Desember
Bohong
Katedrarajawen
01 Desember
Apa Kata Hati
D'kils Difa
01 Desember
Terpopuler
Tren di Google
Gres
Tentang Kompasiana Syarat & Ketentuan
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/albertgiay/memperingati-1-desember-opm-tembak-pendeta-di-mamberamo_565d2a46737e613b05a6cfdf
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/albertgiay/memperingati-1-desember-opm-tembak-pendeta-di-mamberamo_565d2a46737e613b05a6cfdf
Situasi 1 Desember di
Papua Isu pengibaran bendera bintang kejora, kembali mencuat jelang
tanggal 1 Desember. Masyarakat Kabupaten Mamberamo Raya, kini tengah
diresahkan dengan kejadian penembakan disertai dengan penyanderaan
terhadap dua orang anggota TNI, saat melakukan patroli di wilayah
Membramo Papua dan isu pengibaran bendera Bintang Kejora (BK).
Kejadian ini sengaja disebarluaskan mengingat 1 Desember ini menurut
kelompok berseberangan merupakan hari lahirnya Organisasi Papua Merdeka
(OPM) yang ke 54. Hal ini karena adanya pengaruh yang kuat sejak negara
Belanda hengkang dari wilayah Papua pada tahun 1961. Organisasi ini juga
dilengkapi dengan lagu kebangsaan berjudul Hai Tanah Ku Papua dengan
simbol Burung Mambruk. Inilah bentuk kelompok separatis di Papua sebagai
wujud eksistensi keberadaan kelompok tersebut.
Mengenai penyanderaan terhadap seorang perwira di wilayah Mambramo,
Kepala Pusat Penerangan TNI Mayjen TNI Tatang Sulaiman mengakui telah
mendapat informasi soal dugaan penghadangan dan penyanderaan dua anggota
TNI AD di wilayah Membramo oleh sekelompok orang bersenjata yang diduga
anggota Organisasi Papua Merdeka (OPM).
Baca selengkapnya :
http://daerah.sindonews.com/read/1065737/174/kapuspen-tni-akui-dapat-info-soal-penyanderaan-perwiranya-di-papua-1448899374.
Dalang
pelaku penembakan dan penyanderaan diduga merupakan kelompok
berseberangan di Kampung Nawica pimpinan Cosmas Makabobri, yang setiap
saat aksinya tak segan-segan melukai dan menghabisi sasaran baik warga
sipil maupun aparat keamanan. Wilayah Mamberamo hingga kini daerah
(Mamra) merupakan basis persembunyian kelompok Cosmas Makabobri sehingga
masih merupakan daerah rawan yang patut di waspadai disekitar
Mamberamo.
Sedangkan menurut Kapolres Mamberamo AKBP. Terry Levi menyebut bahwa
informasi yang diperoleh jumlah senjata milik kelompok yang beroperasi
di Mamberamo Tengah diprediksi hanya memiliki 1 pucuk senjata. Dari
Jumlah persenjataan yang masih berada di tangan kelompok berseberangan
ini.
“Informasinya begitu, tapi kami tidak tahu apa mereka punya rakitan.
Mereka memang berencana mau latihan namun dari gereja dan adat sudah
melarang tidak boleh melakukan tindakan tersebut. Saya sebagai Kapolres
tapi juga sebagai Ketua LMA, saya larang keras dan bila ada akan
berhadapan dengan kami sebab di sini mau Pilkada dan masyarakat kami
ajar tetap dalam koridor membangun negara. Jadi kalau ada gerakan
tambahan akan kami tumpas. “Ucap Terry
Namun kelompok separatis tersebut tidak mengindahkan larangan yang
disampaikan ketua LMA, pihak gereja dan dewan adat untuk menghentikan
tindakan kriminal yang mereka telah susun dan rencanakan. Untuk
melakukan teror terhadap pihak TNI yang telah diketahui kedatangannya
untuk melaksanakan tugas memberikan ceramah kerohanian disalah satu
gereja di Mamberamo, dalam perjalanannya seorang pendeta yang berpangkat
Pamen dan dua anggotanya tiba-tiba dihadang oleh sekelompok gerakan
Separatis bersenjata sehingga mengakibatkan korban jiwa yang dialami
Mayor Inf John De Fretes, S.TH dan kedua anggotanya berhasil meloloskan
diri.
Perlu diketahui bahwa almarhum John De Fretes, S.TH merupakan anggota
TNI yang juga berprofesi sebagai pendeta dan biasa memberikan ceramah
kerohanian dibeberapa tempat khususnya di daerah – daerah pedalaman
Papua. Alangkah berdukanya Kodam XVII/Cenderawasih dan masyarakat Papua
karena berkat jasa-jasa beliau selama menjadi TNI dan khususnya Pendeta
telah banyak menjadikan perubahan masyarakat Papua kearah yang lebih
baik khususnya tingkat kerohaniannya. Tentunya tindakan kelompok
Separatis bersenjata ini merupakan tindakan yang tidak manusiawi dan
merupakan pelanggaran HAM yang telah melanggar batas koridor hukum yang
sudah semestinya dilakukan hukuman mati terhadap pelaku penembakan
tersebut.
Saat ini aparat gabungan yang dipimpin oleh kasdam XVII/Cenderawasih
Brigjen TNI Herman Asaribab dengan melibatkan personel TNI yang
diperkuat oleh aparat kepolisian setempat melakukan penyisiran dan
pengejaran terhadap pelaku penembakan oleh OTK yang diduga merupakan
kelompok pimpinan Cosmos Makabobri.
Korban saat ini dalam penanganan dirumah sakit dan akan diterbangkan
menuju Jayapura yang selanjutnya akan diserahkan kepada pihak keluarga.
Masyarakat Papua sangat mengecam keras aksi Kelompok Separatis
Bersenjata tersebut yang ingin membuat situasi Papua tidak aman dan
pembangunan untuk mensejahterakan masyarakat menjadi terhambat. Mayor
Inf John de Fretes, S.TH adalah Perwira Penghubung di wilayah Memberamo
dan merupakan seorang pendeta yang sering memimpin pelaksanaan ibadah
umat Nasrani baik di lingkungan TNI maupun di masyarakat.
Albert Giay
/albertgiay
nama : albergiay
jurnalis asal Papua
sebagai mata kebenaran diatas tanah papua
Selengkapnya...
Memuat...
0
0
Memuat...
KOMPASIANA ADALAH MEDIA WARGA, SETIAP KONTEN DIBUAT OLEH DAN MENJADI
TANGGUNGJAWAB PENULIS.
LABEL papua nkri jayapura opm west knpb komnasham kontras regional
EDIT HAPUS
NILAI : 0
Beri Nilai
Headline
1
Selamat Tinggal Teknologi Informasi, Selamat Datang Teknologi Data
Hilman Fajrian
01 Desember 2015
2
Tak Ada Pilihan, Kontrak Freeport Harus Diperpanjang!
Doni Bastian
01 Desember 2015
3
Jangan Cabut Subsidi Listrik!
Yon Bayu
01 Desember 2015
4
9 Fakta Unik dan Menarik Pak Beye dan Pak Jokowi
Susy Haryawan
01 Desember 2015
5
Risau, Banyak Warga Menjual Tanah Pantai ke Orang Luar Pacitan
Nanang Diyanto
01 Desember 2015
Nilai Tertinggi
9 Fakta Unik dan Menarik Pak Beye dan Pak Jokowi
Susy Haryawan
01 Desember
Ngarang di Kompasiana: Nah Lho!
MJK Riau
01 Desember
Terima-kasih Kompasiana Hadiah Sudah Diterima
Thamrin Dahlan
01 Desember
Bohong
Katedrarajawen
01 Desember
Apa Kata Hati
D'kils Difa
01 Desember
Terpopuler
Tren di Google
Gres
Tentang Kompasiana Syarat & Ketentuan
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/albertgiay/memperingati-1-desember-opm-tembak-pendeta-di-mamberamo_565d2a46737e613b05a6cfdf
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/albertgiay/memperingati-1-desember-opm-tembak-pendeta-di-mamberamo_565d2a46737e613b05a6cfdf
0 komentar: